(Rabu)
Hari Rabu akhir Oktober 2015 jam 8 malam aku pergi ke Cirebon dari Surabaya. Naik kereta Argo Anggrek Malam (Eksekutif) harga tiket Rp 477.500,-. Keretanya nyaman banget. Suara kereta nggak denger dari dalem. Pas ada goncangan nggak terlalu berasa. Dingin banget. Bersih dan bener bener eksekutif.
Sampai stasiun Cirebon jam 2 malam. Nggak telat dari jadwal. Langsung ke hotel amaris cirebon. Deket banget dari stasiun. Naik becak atau jalan kaki bisa. Pas itu aku dijemput kendaraan hotel.
(Kamis)
Paginya aku ke Masjid At-Taqwa (alun-alun). Bisa naik becak bayar Rp 10.000,-. Di perjalanan lewat kantor walikota.
Setelah balik lagi ke hotel jam setengah 9 pagi, aku siap-siap ke Jakarta mau naik kereta lagi. Dari hotel ke stasiun cirebon bayar 10.000. Naik kereta cirebon express jam 10.00 bisnis harga tiket 110.000. Turun stasiun gambir (awalnya gak tau gambir itu mana dan Jakarta itu gimana). Perjalanan 3 jam. Baru searching lokasi jakarta di kereta.
Ternyata Stasiun Gambir dekat monas dan masjid Istiqlal. Cocok lah buat liburan ke Jakarta. Kalo mau ke monas di stasiun gambir keluar lewat pintu utara. Tapi aku kelelahan, jadi langsung ke masjid Istiqlal buat sholat dhuhur ashar. Dari stasiun gambir ke masjid istiqlal naik bajaj, untuk pertama kalinya naik bajaj, 15.000 perjalanan 5 menit.
Di masjid istiqlal langsung beli bakso di kantin 12.000. Terus sholat dhuhur ashar. Disarankan bagi yang pertama kesana daripada beli kresek buat tempat sepatu/sandal bawa tas sendiri aja deh. Masjidnya besar banget. Sayang pas kesana yang ikut jama'ah sedikit. Baru tau kalo di masjid itu ada TK sampai SMA. Jadi pas sholat jama'ah mereka ikutan.
Dari Istiqlal ke kota tua naik bajaj lagi, soalnya gak tau naik busway apa, daripada nyasar. Bayar bajaj 40.000. Bener kata orang-orang, kalo naik bajaj hanya tukang bajaj dan Allah aja yang tau mau jalan kemana. Tukang bajaj ngelewatin gang kecil-kecil gitu abisnya.
Sampai kota tua pas sore. Rame banget dan gak seberapa panas. Nggak tau kenapa berasa jet lag. Aku langsung ke indomaret buat beli makanan sama minuman. Dan cuma bisa duduk dipinggir. Padahal niat awal mau foto-foto. Niatnya hari Kamis sekalian ke pasar Tanah Abang mau belanja tapi waktunya kurang, jadi aku bermalam di dekat pasar Tanah Abang. Jam 6 sore aku berangkat ke daerah tanah abang naik bajaj lagi (abisnya enak, cepet). Bayar bajaj 50.000.
Sampai di tanah abang blok a, aku beli soto betawi di deket 7-11. Terus cari penginapan di satu-satunya hotel yang menurutku nggak remang-remang. Semalam 400.000.
(Jum'at)
Besok pagi, aku kira pasar buka jam 9, ternyata setengah 8 keluar hotel pasarnya udah rame banget. Dari hotel aku tinggal jalan kaki. 50 meter ke metro tanah abang, 100 meter ke tanah abang blok a. Habis belanja, jam 10 aku balik ke hotel. Jam setengah 11 aku check out terus ke stasiun pasar senen buat balik ke Cirebon. Naik bajaj lagi 50.000. Gilaaaa Jakarta emang macet banget. Jalannya juga sempit. Lebih mending Surabaya deh. Sampai stasiun beli tiket Kereta Jaka Tingkir ke Cirebon. Berangkat jam 13.00. Harga tiket 175.000 bisnis. Aku turun stasiun ... cirebon (aku lupa). Terus naik becak 30.000 ke hotel aston. Gak ada taksi. Aku kira deket ternyata jauh banget. Nyesel ngasih tukang becak cuma segitu, kasian. Terus mandi siap siap buat jam 18.45 balik ke surabaya naik kereta Gumarang eksekutif. Keretanya nggak enak, nggak senyaman Argo Anggrek Malam. Padahal harganya sama. Keretanya berisik, keliatan nggak bersih. Bau dari kamar mandi masuk ke dalam. Dan perjalanan 9 jam, soalnya keretanya ada ekonomi, bisnis, sama eksekutif. Jadinya berhenti-berhenti di stasiun kecil.
Sekian cerita jalan-jalannya. Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya...
